A.
Latar Belakang.
Dimanapun kita berada sebagai
umat beragama khususnya umat islam tetap mengakui manusia pertama adalah nabi
Adam as dan ini tidak bisa dipungkiri oleh umat islam kecuali hatinya telah
tertutup dan jauh tertinggal dari hukum dan ajaran dalam islam yang senantiasa
berpegang kepada Al-Qur’an dan Hadist.Yang ingin diuraikan di sini adalah dari
mana asal sang manusia pertama itu ?
manusia itu dicipta daripada jiwa
yang satu. Apa yang disebutkan di dalam al-Quran ialah manusia itu diciptakan
daripada jenis yang sama dengannya juga. Seorang manusia tentunya ibu bapanya
manusia juga bukan makhluk yang lain.
Ini berawal ketika Allah
berfirman kepada malaikat akan menjadikan seorang makhluk untuk menjadi
khalifah di muka bumi yaitu dalam surat al Baqarah ayat 30 yang artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Melihat konteks ayat di atas sebenarnya
manusia di ciptakan sebagai khalifah merupakan satu anugrah sebagai satu
makhluk yang diciptakan lebih sempurna dari makhluk-makhluk lainnya, dan
sebagai khalifah juga mempunyai tanggung jawab yang besar bagi umat,dan alam
sekitarnya.
Sehubungan dengan penciptaan
manusia pertama di dalam Al-Quran terdapat di dalam beberapa surah yang
kebanyakan ayat menyatakan bahawa manusia adalah dicipta daripada tanah. Sudah
tentu penciptaan ini mempunyai tujuan tersendiri.Sebagaimana firman Allah yang
artinya :
Dan Allah menumbuhkan kamu dari
tanah dengan sabaik-baiknya. Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan
mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya” Surah
Nuh (71): 17 –18
Dari bumi (tanah) itulah Kami
menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami
akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain” Suran Thaha (20): 55
Para ahli tafsir mengartikan
ayat2 tersebut di atas bahwa aspek spiritual mengenai asal-usul kejadian
manusia dari tanah ialah menekankan bahwa manusia akan kembali kepada tanah
ketika mati. Selain itu para ahli tafsir juga mengartikan kepada hari
dibangkitan manusia di hari penghisaban atau hari perhitungan. Banyak dalam
Alquran kita temukan fase atau tingkatan awal penciptaan manusia Adam,yang coba
ingin di paparkan disini.
Awal peciptaan manusia itu adalah
sari pati tanah asli seperti dalam surat Al Mu’minun ayat 12. Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Para
ahli tafsir menafsirkan bahwa sari pati tanah itu sudah merupakan proses
penyaringan dan bukan dari tanah biasa sebagaimana yang kita fikirkan. Ini
sangat sesuai dengan kemuliaan yang diberikan oleh Allah S.W.T kepada manusia.
Dari aspek lain dipaparkan juga adalah kebesaran Allah S.W.T dalam penciptaan
makhluknya dan Dia sebagai Khaliqnya.
Dan ini dapat di katakan fase
terakhir proses peciptaan adam sebagai manusia pertama setelah mengalami
fase-fase sebelumnya yaitu peniupan ruh. Ini adalah fase terakhir proses
penciptaan manusia pertama(Adam) dari aspek spiritual, setelah aspek fisiknya
telah lengkap hingga ke tahap menjadi satu komponen wujud manusia.
Ruh mulanya masuk melalui hidung
kemudian naik ke otak, kemudian mengisi kepala dan leher, kemudian turun ke
dada dan pusat, kedua tangan dan kaki sampai tersebar keseluruh tubuh membentuk
darah. Allah menciptakan manusia dengan sempurna yaitu diberikannya bentuk
tubuh yang baik, akal pikiran dan nafsu, kemudian manusia itu sendiri yang
menentukan mampu atau tidaknya menggunakan pemberian Allah dengan baik.
Ruh sebagai power untuk
menghidupkan seluruh anggota badan, Akal sebagai alat untuk menerima ilmu
pengetahuan atau untuk mengetahui hakikat sesuatu secara logis tanpa
mempertimbangkan hal-hal yang irasional, anggota tubuh seperti panca indra yang
hanya dapat merealisasikan secara indrawi tanpa mempertimbangkan penghalangnya.
Dari semua anggota tubuh manusia hanya hati yang dapat menerima sesuatu yang
mutlak dari Allah swt yang maha kuasa karena hati adalah sebagai tuan dari
anggota tubuh, semua aktivitas anggota tubuh digerakkan oleh hati dan hati
hanya Allah swt yang menggerakkannya.
ini yang dapat di uraikan dan semoga ini bermanfaat adanya dan kalau ada salah
kata dalam penjelasannya itu hanya kekurangan penulis semata (Al_quranurkarim,
Tasfsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Qurtubiyy)
1.
Adam
Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942
SM) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama
dengan istrinya yang bernama Hawa.
Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di
dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, maupun agama lain yang
berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.
2.
Adam menurut Islam
Adam hidup selama 930 tahun
setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130
tahun. Al-Quran
memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf
[7]:11-25. Ia mendapat gelar dari Allah swt dengan gelar Safi Allah.
Menurut ajaran agama Samawi,
anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki
dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan
anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.
Menurut Ibnu Humayd,
Salamah,
Ibnu Ishaq,
anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut
dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya,
Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan
saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara
perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya,
Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40 anak
kembar..
3.
Wujud Adam
Menurut hadits Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki postur badan
dengan ketinggian 60 hasta
(kurang lebih 27,432 meter). Hadits mengenai ini pula ditemukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.
Menurut ajaran Islam, Adam adalah
manusia sempurna, berjalan tegak dengan kedua kakinya, berpakaian yang menutup
aurat, berbahasa fasih dengan jutaan kosa kata. Dia adalah seorang nabi yang
menerima wahyu dari Allah serta syariat khusus untuk manusia saat itu.
Sosok Adam digambarkan sangat
beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan ia bukan makhluk purba. Ia adalah
makhluk penghuni surga yang penuh peradaban maju. Turun ke muka bumi bisa
dikatakan sebagai alien dari sebuah peradaban yang jauh
lebih maju dan jauh lebih cerdas.
Karena itulah disebut sebagai `khalifah` di muka bumi dan ia dikatakan
jenis makhluk terbaru di muka bumi yang sebelumnya belum pernah ada. Dalam
gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh
Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain dan
diciptakan dalam bentuk yang terbaik.
Bahkan konon, dahulu ketika baru
selesai diciptakan, seluruh malaikat bersujud kepadanya atas perintah
Allah, lantaran kecerdasannya itu. Kecerdasannya menjadikannya makhluk yang
punya derajat amat tinggi di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali
berbeda jauh dari gambaran manusia purba-nya
Charles Darwin, yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan
menjadi makhluk purba berpakaian seadanya.
4. Adam sebagai Khalifah
Substansi dari dialog dengan malaikat (Q.s. al-Baqarah: 30-31 ) adalah penegasan bahwa sesungguhnya Allah sebagai Pencipta atau Penjadi khalifah di muka bumi ini. Kata “jaa`ilun” sebagai konstruksi isim fa`il yang berarti subyek pelaku dalam frasa Innii jaa’ilun fi al-ardhi khaliifah tidak harus diartikan “hendak menjadikan khalifah di muka bumi”. Seandainya arti ini yang dipahami, maka tidak ada khalifah sebelum Adam. Konseksuensi logisnya, Adam adalah manusia pertama.
Seandainya frasa
tersebut dikembalikan pada makna asalnya sebagai isim fa‘il, maka hal itu
mengisyaratkan bahwa Allah—sebelum atau sesudah terjadinya dialog dengan
malaikat sebagaimana yang termaktub dalam ayat tersebut—selalu menjadikan
khalifah di muka bumi. Dengan demikian, Adam bukanlah khalifah yang pertama dan
bukan pula manusia yang pertama yang diciptakan Allah.
Kita hanya bisa
menduga-duga kategori khalifah yang seperti apakah yang telah melakukan
perbuatan tercela itu. Tidak ada keterangan yang jelas perihal khalifah versi
malaikat yang dimaksud. Al-Qur’an dalam Q.s. Shaad: 67-73 dengan tegas menyatakan
untuk tidak memperpanjang bantahan ini.
Ada riwayat yang
mengasumsikan bahwa iblis atau jin sebagai khalifah sebelum Adam. Qatadah, Ibnu
Umar dan Ibnu Abbas menduga, bahwa khalifah yang dimaksud adalah khalifah dari
golongan jin yang diduga berbuat kerusakan. Asumsi ini berdasarkan analisis
ayat yang menerangkan bahwa jauh sebelum manusia diciptakan, Allah telah
menciptakan jin (Ibnu-Katsir, Qishashul Anbiya’, hlm. 2).
Benar bahwa jin (dan
malaikat) diciptakan sebelum Adam berdasarkan Q.s. al-Hijr: 26-27, namun apakah
mereka—khususnya para jin—berperan sebagai khalifah di muka bumi? Pendapat para
sahabat tersebut tampaknya hanyalah praduga saja. Lagi pula tidaklah mungkin
bumi yang kasat mata ini diwariskan kepada para jin yang tidak kasat mata.
Bentuk pengelolaan semacam apakah seandainya para jin yang berfungsi sebagai
khalifah di muka bumi ini.
Khalifah sebelum Adam
dan khalifah yang hendak diciptakan Allah ini adalah khalifah yang benar-benar
berasal dari golongan manusia. Perhatikan arti ayat berikut ini: Dan Dialah
yang telah menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat
‘iqab-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.s.
al-An’am: 165).
Ayat tersebut kembali
menegaskan bahwa sesungguhnya Allah adalah pencipta para khalifah di muka bumi
ini.
B. Landasan
teori
Dalam dunia science teori evolusi
Charles Darwin sangat terkenal. Bahkan
walaupun hanya merupakan suatu
kesimpulan yg tak terbukti sama sekali banyak orang yang mempercayainya karena
ia berbaju science. Padahal science sendiri yang dulunya dipercaya benar
ternyata kemudian terbukti salah. Salah satu dampak dari teori evolusi yang
sesat itu adalah mengikis iman akan adanya Sang Pencipta. Dengan begitu secara
tak disadari seseorang yang mempercayai teori evolusi akan dikikis imannya
terhadap adanya Sang Pencipta. Sebagai muslimin kita harusnya mengembalikan hal
ihwal penciptaan ini kepada Sang Pencipta itu sendiri Allah swt. Tentunya jika
disuruh memilih harus percaya siapa tentunya kita harus percaya kepada Allah.
Inilah yang harus menjadi landasan berpikir dan keyakinan kaum muslimin dalam
mengetahui asal muasal penciptaan manusia. Dalam hal ini Allah telah mewahyukan
kepada Nabi Muhammad saw dalam Alquran dalam beberapa surat dan ayat di
antaranya adalah ayat yang kita sebutkan di atas. Ayat-ayat di atas menerangkan
bahwa Allah menciptakan manusia pertama kali dari tanah dan menyempurnakan
bentuknya. Kemudian dari satu manusia itu-yakni Adam ‘Alaihissalam-Allah
menciptakan istri bagi Adam kemudian dari keduanyalah Allah mengembangbiakkan
manusia. Bahkan hal itu sangat jelas dan mudah dipahami oleh siapa pun yang mau
sejenak menggunakan otaknya degan baik.
C.
Kesimpulan
Bahwa manusia yang ada di bumi
ini mempunyai peran yang amat sangat penting, seperti Adam as, yang merupakan
manusia pertama yang diciptakan Allah swt dan juga menjadi khalifah di bumi.
Maka bersyukurlah kita menjadi makhluk tuhan yang paling dihormati oleh seluruh
mahkluk Allah swt. Dengan melihat pentingnya peran kita di bumi ini,
manfaatkanlah waktu hidup yang singkat ini dengan segala sesuatu yang baik
menurut norma, ajaran, aturan dalam agama kita, yaitu agama islam. Walau
manusia tidak ada yang luput dari dosa, tetaplah kita harus menahan hawa nafsu
yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar