Karya : Iskandar Zulkarnain M
“Udah
puas ngeluhnya?” Tanya paman dengan senyum yang tertahan.
Haikal
sangat kaget, dan Haikalpun tidak bisa menjawab pertanyaan dari pamannya, dia
hanya tertunduk malu karena ternyata semua omongannya di dengar oleh pamanya.
“Kok
gak dijawab, maaf deh…. Kalau paman embat pacarnya, habisnya kamu orangnya
tertutup sih sama dia, dari pada itu cewek jadi milik orang lain, ya mending
sama paman he..he..(tertawa ngejek). Tapi tenang, untuk menghapus kesalahan
Pamanmu ini, Paman udah siapin cewek yang pas buat kamu.” Kata paman kepada
Haikal.
Haikal
semakin kaget, karena dia tidak menyangka kalau pamanya itu serius dengan
omongannya. tapi dia berpura-pura tidak bahagia akan hal itu.
“Loh…kok
diam aja, paman serius nih….” Kata paman.
“Namanya
Karlita, dia seorang model yang sekarang lagi naik daun, kalau kamu mau kencan
sama dia, dia udah nunggu kamu di rumahnya, dijamin cantik….(dengan bangga).”
Sambung paman lagi.
Mendengar
hal itu, Haikal sangat senang. Dia tidak percaya kalau hal itu akan dilakukan
pamannya.
“Serius
nih? Ya udah aku langsung ke sana ya paman.”Kata Haikal.
Paman
pun memberikan alamat Karlita kepada Haikal, Dan Haikal langsung mandi agar
kelihatan lebih segar dan wangi. Setelah mandi, Haikal pun berpakaian yang rapi
dan langsung pergi ke rumah Karlita dengan menggunakan mobil Ford miliknya yang
diberi ibunya saat dia mendapatkan sarjananya di San Fransisco. Sesampainya disana,
Dia langsung mengajak Karlita makan disebuah restoran berbintang lima,
Karlitapun setuju dan mereka langsung berangkat menuju restoran tersebut.
Sesampainya
di sana, Karlita dan Haikalpun ngobrol panjang lebar sampai akhirnya mereka
makin dekat. Setelah makan Haikal langsung mengantar Karlita pulang, dan
sesampainya di rumah Karlita, Karlita mencium pipinya Haikal. Haikal sangat
senang, walaupun mereka baru berkenalan, tapi mereka sudah sangat akrab.
Karlitapun masuk kerumahnya, dan Haikal pulang dengan rasa bahagia yang meluap.
Paginya
menjadi riang, karena masa pendekatan sudah mulai dilalui, dan sore nanti
Haikal bermaksud untuk datang ke rumah Karlita dengan memberikan kejutan.
Haikalpun melakukan aktivitasnya seperti biasa, Dia pergi ke rumah sakit dengan
rasa bahagia dan PD yang baru. Sesampainya di sana, dia lansung ke kamar delima
satu. Dia melihat Kilaya sedang duduk di kursi yang menghadap danau rumah
sakit.
“Bagaimana
harimu Haikal, apakah bahagia?” Tanya Kilaya yang tetap menghadap danau rumah
sakit.
Haikalpun
sangat terkejut, karena ternyata Kilaya mengetahui kehadirannya.
“Aku
baik-baik saja……(dengan canggung)”jawab Haikal.
“bagaimana,
apakah pagi ini kau sudah minum obat?” Tanya Haikal sambil berjalan medekati
Kilaya.
“sudah…”jawab
Kilaya pelan.
“kenapa
kau sangat canggung dengan ku?, Kitakan sudah saling mengenal.”Tanya Kilaya
Kepada Haikal.
“Aku
sedikit heran, kenapa hari ini kau jauh berubah?” Tanya balik Haikal.
“Banyak
ahli berkata, hidup tidak boleh statis, Kau membuat aku statis, sedangkan aku
tak sanggup untuk terus maju menghadapi semua ini.” Jawab Kilaya.
“Aku
tidak pernah membuatmu statis, malah aku berharap kau terus maju menjalankan
hidup ini.” Jawab Haikal.
Suasana
menjadi hening sejenak, dan Haikal berpikir apa kesalahannya kepada Kilaya.
“Apa
karena aku mendapatkan beasiswa itu?” Tanya Haikal kepada Kilaya.
“bukan…..bukan
itu, dulu aku memang iri denganmu, yang mengakibatkan kita saling bermusuhan,
karena aku kalah dalam tes beasiswa itu. Tapi bukan itu, kau membuat aku statis
karena kau tidak pernah membiarkan aku mati saja.” Jawab Kilaya.
“Apakah
dengan mati kau kan bahagia?..., itu bukan penyelesaian akhir dari masalah,
karena setiap orang berhak menata dirinya kembali di hari ini dan di kemudian
hari.” Jawab Haikal sambil menatap Kilaya.
“Setidaknya
bebanku hilang, dan aku dapat berkumpul dengan kedua orang tuaku di alam sana,
semua anak berharap begitu kan?...., berkumpul bersama keluarga menjadi satu
kebahagian yang utuh.”jawab Kilaya.
Haikal
terdiam sejenak, karena dia juga tidak mempunyai keluarga yang utuh, ayahnya
sudah meninggal saat dia masih didalam kandungan. Suasana menjadi sangat sunyi,
dan Haikal termenung lama karena memikirkan perkataan Kilaya.
“Haikal….Haikal…HAIKAL”panggil
Kilaya.
Haikal
pun terkejut, dan dia langsung berpamitan dengan Kilaya. Siang itu dia langsung
pergi ke toko berlian untuk membeli kalung buat Karlita. Jantungnya berdetak
kencang, karena dia tidak mau kejutan ini diketahui oleh siapapun. Setelah
pulang kerja, dia langsung pergi ke rumah Karlita, dengan hati yang baru
kasmaran, membuat jantungnya seperti di pompa. Sesampainya di rumah Karlita,
Haikalpun langsung mengetuk pintu rumah Karlita.
“Assalamualaikum….”salam
Haikal.
Tidak
ada satupun orang yang menjawab salam Haikal, ternyata pintunya tak terkunci,
Haikalpun langsung masuk kedalam. Didalam Dia mencari Karlita, dan ternyata dia
melihat Karlita sedang ciuman dengan Vastalia, dan Vastalia adalah model yang
dikenal lesbian. Haikal sangat terkejut dengan hal itu.
“Ternyata
Karlita lesbian, jadi apa maksud ciumannya kepadaku, apa itu adalah ciuman
perkenalan saja.”Tanya Haikal dalam hati.
Haikal
tidak sanggup melihat itu semua, diapun langsung pergi dari tempat itu dan
kembali ke rumah. Dia sangat terpukul atas kejadian itu, sampai-sampai dia
memecahkan cermin yang terletak di kamarnya.
“Kenapa
ini terjadi kepadaku, aku baru saja memulai cinta, tapi kenapa sudah berakhir.”
Tanya Haikal dalam hati.
Malampun
berganti menjadi pagi, suasana rumah sakit itupun sangat ramai, Kilaya bangun
dari tidurnya karena bising yang menggangunya, Kilaya menunggu datangnya
Haikal. Tapi sayang, Haikal tidak muncul-muncul di hadapnnya. Kilayapun
bertanya kepada Deva.
“Dev,
kenapa hari ini Haikal tidak kelihatan?” Tanya Kilaya.
“Gak
tau, mungkin aja lagi sakit.”jawab Dev.
Kilayapun
sedih, dia mengira karena perkataanya itu yang membuat Haikal jadi sakit. Tapi
ternyata dilihatnya Haikal dari kejauhan sedang berlari menuju kamarnya.
“Hai
Kilaya, hari ini aku punya kejutan buat kamu.” Kata Haikal.
“kau
tidak marahkan kepadaku?, karena perkataanku yang kemarin?” Tanya Kilaya.
“Tidak,
malah karena kamu udah banyak perubahaan, aku mau memberikan kamu hadiah yang
sangat sepesial, tapi kamu harus tutup mata.” Jawab Haikal.
Kilayapun menutup matanya, dan
Haikal langsung memakaikan kalung yang semestinya diberikan ke Karlita. Kilaya
terkejut, karena Haikal memberi kalung berlian kepadanya. Haikal tersenyum melihat
Kilaya memakai kalung itu, karena Kilaya terlihat cantik.
“Makasih
banyak Haikal, hadiah ini adalah hadiah yang terindah yang kudapatkan seumur
hidupku, tanpamu mungkin aku sudah mati, dan karenamu aku berusaha untuk tetap
hidup.” Kata Kilaya.
“aku
bingung dengan perasaanku, ada orang yang sejak lama ku kenal, tapi aku
berusaha mencari yang lain. Bodohnya aku, ada wanita cantik yang sudah lama ku
kenal, tapi tak bisa ku ucap kata cinta kepadanya….., tapi hari ini aku
bisa…..” Kata Haikal.
Suasana
yang sepi dan sunyi itu menjadi waktu yang tepat untuk Haikal mengatakan
cintanya.
“Kilaya…..,
maukah kau menjadi pacarku?” Tanya Haikal.
“mmm….iya
aku mau..” Jawab Kilaya.
Kilayapun
tersipu malu, dan Haikal langsung memeluk Kilaya.
“Tapi
kau harus janji, kau harus cepat sembuh dari depresimu ini, agar kita bisa
jalan berdua.” Kata Haikal.
“Iya
sayang.” Manja Kilaya.
Hari
itu adalah hari yang sangat berkesan buat mereka berdua, Haikalpun mendapatkan
cintanya, dan menunggu Kilaya untuk cepat sembuh dari depresinya, agar mereka
bisa jalan berdua menikmati cinta yang sedang bersemi itu. Ternyata cinta itu
sudah lama dirasakan oleh keduanya, tapi waktu jugalah yang menjawab kapan itu
semua akan terungkap……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar