Translate

Selasa, 01 Januari 2013

Cerita Bodor Siswa Aktif


Novel Cerita Bodor Siswa Aktif

Sebenarnya, aku cukup lama kenal sama Anto, tapi baru kali ini aja punya waktu berduaan. Lama-lama, kayaknya kita bisa cocok bahkan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Ada hal yang menarik dari diri Anto.
Selama kenal dia [dan diam-diam meneliti perilaku teman-teman sekelas] sebenarnya dia termasuk ke dalam kasta orang yang termaginalkan, tersisihkan, dan tertindas. Rada heran juga dia sekarang baik bener. Harusnya, dia membenci atau bahkan mensyukuri kesengsaraan diriku ini. Gimana gak. Dalam satu minggu, dia yang paling sering digangguin, dijadiin bahan ketawaan, dan lain sebagainya. Si Anto lama-lama bisa jadi Vijay Singh (1).
Orang-orang (termasuk aku) hobi banget ngasih nickname asal buat si Anto. Misalkan, Anto biadab, Anto = anak tolol, Anto bodoh, dan lain sebagainya. Gak cuman penindasan nama baik, penindasan fisik pun dia sering terima. Kayak keseringannya dia dipukilin (maksudnya sih becanda) cuman gara-gara salah ngomong (dengan maksud Anto, becanda juga).

"Ada yang tau istilah sarkofagus(2)?" waktu itu Pak Guru Sejarah bertanya, setelah setengah jam menerangkan pelajaran kepada para murid, yang direspon dengan uapan (maksudnya menguap) dan rasa bosan tingkat tinggi. Bahkan disinyalir sampai menimbulkan sindrom seringnya-permisi-mau-ke-belakang-Pak.
Tanpa mengacungkan tangan, si Anto nyeletuk dari bangku belakang "Tempat dayang-dayang bersemayam." Suasan menjadi cair!
Kebanyakan orang, tanpa instruksi apa-apa, langsung bergerak ke bangku si Anto [dia duduk sendirian] untuk sekedar menjitak, menjambak rambut, bahkan memukul (meskipun maksudnya becanda) dan yang cewek menimpuk pake kertas. Aku pun sama si Budi sempet-sempetnya [dari bangku jajaran depan] ikut mengigit kakinya (?). (Padahal kita gak tahu kenapa kita harus melakukan itu)

"Hey. Hey. Kalian apa-apaan." Pak Mar langsung meredakan suasana.
Anak-anak biadab (including me) langsung kembali duduk ke bangku masing-masing sambil ketawa-tawa. Terhibur. Si Anto cuman nyengir sambil merapihkan bajunya yang kusut. (Aku cuman gak habis pikir. Di tiap kelas di sekolahan, di mana pun itu, pasti ada aja orang yang termasuk spesies si Anto, bener gak?)


(1) Seorang anak berumur 13 tahun. Korban penindasan teman-teman sekolahannya, yang menggantung diri pada pegangan tangga di rumahnya. Berikut catatan terakhir dari buku harian sang korban. Senin: uangku diambil. Selasa: namaku diolok-olok. Rabu: seragamku dirobek-robek. Kamis: tubuhku bersumbah darah. Jumat: semua berakhir. Sabtu: kebebasan. *dikutip dari bukuPenindas, Tertindas, Dan Penonton, karangan Barbara Colloroso
(2) Peti mati purbakala

diambil dari buku novel  Cerita Bodor Siswa Aktif, Sonny Sonata, hal 70-71.

KUTIPAN DAN CATATAN KAKI


Kutipan

Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraph, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, maupun terbitan lain. Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan.
Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.

Fungsi catatan kaki yaitu :
·        Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
·        Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
·        Memudahkan penilaian penggunaan sumber data.
·        Memudahkan pembeda data pustaka dan keterangan tambahan.
·        Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
·        Meningkatkan estetika penulisan.
·        Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi
·        Memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

Jenis kutipan ada dua macam :

Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung.

1)    Kutipan Langsung ; salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa perubahan.
Kutipan langsung kurang dari lima baris ditulis berintegrasi dalam teks, spasi sama, pias (margin) jugasama, diapit tanda petik, dan pada akhir kutipan diberi nomor untuk catatan kaki.

Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut.

Contoh kutipan kurang dari lima baris :
  Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa ”unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan  kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan  agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.”¹


¹Dendy Sugono (penangg. Jwb), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hlm. 23


Kutipan langsung lima baris ke atas ditulis terpisah dari teks, spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, dari margin kanan tiga spasi, dan pada akhir kutipan diberi nomor catatan kaki.
Contoh kutipan langsung lima baris ke atas :
        Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :

Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan   
aturan yang tetap. Baku  atau standart tidak dapat berubah setiap saat. 
Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasa dan perumus dengan taat 
asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan  
pengrajin atau pengrusak

       Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara konsisten sehingga menghasilkan 
       ekspresi pemikiran yang objektif.

      ²Moeliono, Anton M. (ed), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 13
Contoh kutipan langsung: 
Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi(1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
2.        Kutipan tidak langsung, menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri.
Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.


Cara menyadur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan dan manfaatnya.
-  cara pertama meringkas, yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian.

- cara kedua ikhtisar, yaitu menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah asli, tetapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan masalah yang hendak dipecahkan.

Kutipan Tanpa Catatan Kaki

Artikel dan makalah pendek (kurang dari 10) yang tidak menggunakan catatan kaki dapat menggunakan data pustaka dalam teks. Perhatikan contoh berikut !
Data pustaka pada awal kutipan
       Hatch dan Gardner (dalam Daniel Goleman, Inteligence Emotional, 2002:166) mengidentifikasi kecerdasan antar pribadi berdasarkan keterampilan esensial dalam ...

Data pustaka pada akhir kutipan
..... Sedangkan kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri sendiri serta kemampuan menggunakan model untuk menempuh kehidupan yang efektif. (Howard Gardner, Multiple Inteligence, dalam Daniel Goleman,Inteligence Emotional, 2002: 52)

 

Catatan kaki untuk buku 
dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Catatan kaki untuk artikel dan majalah 
dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).
Contoh:

1 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
2 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
3 Ibid., hal. 15
4 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 3 sama dengan sumber nomor 2. Sumber nomor 4 sama dengan nomor 3.
Tujuan kutipan
menegaskan isi uraian
membuktikan apa yang dikatakan
menunjang apa yang diungkapkan
Tujuan catatan kaki
pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber
tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula
referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan
tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain
Cara penggunaan catatan kaki
» Penomoran:
1. Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. 
2. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.
» Penempatan:
1. Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan (catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
2. Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.
3. Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara pengunaan kutipan
» Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
» Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
» Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
» Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
» Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
» Teknik penulisan kutipan dan kaitannya denga sumber rujukan.

sumber:
·         www.sentra-edukasi.com
·         ati.staff.gunadarma.ac.id